0
Comments
Guru Kreatif Susah-susah Gampang
“Menggandeng tangan, membuka pikiran, menyentuh hati, membentuk masa depan. Seorang guru berpengaruh selamanya. Dia tidak pernah tahu kapan pengaruhnya berakhir.” (Henry Adam)
Seorang pengajar atau guru adalah pemegang peran penting kedua dalam dunia pendidikan setelah orang tua. Anak-anak cenderung menghabiskan sebagian waktunya di lingkungan sekolah, sehingga guru menjadi sentral penting yang membentuk karakter anak. Bahkan, ada adagium yang berbunyi “Jika baik guruku, baik pula lah aku (murid).”
Menghadapi anak-anak dengan watak dan tabiat yang berbeda-beda tentu bukanlah perkara mudah. Tugas guru ialah menurunkan ilmu kepada anak muridnya. Namun, tentu saja daya tangkap setiap anak berbeda. Di sanalah tantangan berat seorang guru. Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mendidik supaya muridnya tidak jenuh apalagi sampai malas.
“Menjadi guru yang kreatif itu mudah. Kuncinya ada dalam diri individu guru itu sendiri. Misalnya saja, kita bisa menggunakan media pembelajaran yang bervariatif dan tidak monoton. Selain itu, ada juga teknik dan strategi pembelajaran. Semuanya bisa dikolaborasikan supaya pembelajaran di kelas menarik dan tidak membuat siswa boring,” jelas Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UIN Dra Hindun, beberapa waktu lalu.
Hindun menambahkan, kreativitas guru tidak perlu harus selalu terbatas dengan materi. Ilmu itu luas dan tak berbatas. Guru bisa memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitarnya. “Contohnya kalau di pantai, guru bisa mengajak anak muridnya membuat barang-barang kerajinan dengan kerang dan batu-batuan,” tambahnya.
Hal berbeda disampaikan Dosen Bahasa Inggris UIN Drs Nasrun Mahmud. Ia menyayangkan nasib guru di Indonesia yang pendapatannya tidak sebanding dengan pekerjaan mereka. “Oleh sebab itu, banyak sekali guru yang tidak hanya mengajar di satu tempat. Mereka mencari pekerjaan tambahan untuk menghidupi keluarganya,” terang pria kelahiran Bangkinang, 23 November 1943 ini.
Syarat menjadi guru yang baik, lanjut Nasrun, ialah mengenal baik anak didiknya. Tapi, karena guru sibuk mencari penghasilan tambahan di tempat lain, guru jadi tidak memiliki cukup waktu untuk mengenal muridnya satu persatu. “Agar guru kreatif mudah saja, tapi syaratnya yang susah. Naikkan pendapatan agar guru bisa fokus ke anak didiknya, berikan jaminan karir, dan ciptakan suasana kerja yang nyaman,” ujar Nasrun.
Wah, jadi bagaimana? Tidak mudah bukan jadi pengajar itu? Tantangan dan godaannya banyak. Makanya nih buat para pelajar, mari kita hormati dan sayangi para pengajar kita supaya ilmunya berkah. Dengan proses belajar yang menyenangkan, tentu anak-anak akan dengan mudah menyerap pelajaran. Finally, hasil yang didapat ialah meningkatnya prestasi belajar siswa. Siapa sih yang nggak mau berprestasi?