Siapa bilang semua mahasiswa pasif dan cenderung tidak mau ambil pusing tentang perpolitikan? Hal ini tidak berlaku untuk mahasiswa satu ini. Dia peduli banget sama perpolitikan yang ada di Negeri Indonesia tercinta. Banyak jalan menuju Roma, banyak jalan pula cara untuk melakukan perubahan.
Setelah puas melalang buana di Sulawesi Tengah, akhirnya ia memutuskan untuk hijrah ke Jakarta, pusat segala perpolitikan Indonesia. Menjadi aktivis kampus sudah pernah ia lakoni, namun ia merasa kurang efektif. Pindah ke Jakarta, membuatnya mengubah pergerakan yaitu melalui media massa. Siapakah dia?
Bernama lengkap Sabiran Faridamos, kuliah di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), dan duduk di semester 5 jurusan Ilmu Politik. Segudang penghargaan dan prestasi telah diraih, tapi saking rendah hatinya ia nggak mau diekspos. Katanya sih cukup off the record aja. Ketika pertama bertemu, saya sudah dapat mengambil kesimpulan kalau karakternya supel dan cerdas.
Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia sudah menyukai dunia politik. Banyak buku-buku perpolitikan yang sudah ia lahap. Sampai akhirnya ia menelurkan bukunya sendiri dengan judul Negara ‘katanya’. Buku ini berisi tentang analisis wacana terhadap segala bentuk tekstur dan kontur perpolitikan yang ada. Semua bahasan dalam buku yang ia garap ini merupakan hasil pemikiran dia sendiri loh, berdasarkan pengalaman dan pengamatan dalam perjalanan hidupnya. Semua terangkum dalam 472 halaman. Hebat ya?
Tidak hanya melalui buku, dia juga penggerak berdirinya Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik atau lebih dikenal dengan LPM FISIP UMJ. “Politik dan media itu tidak dapat dipisahkan. Sehebat apapun kita berwacana politik, tapi jika hanya dikonsumsi dalam komunitas tidak akan menghasilkan perubahan. Kita butuh media untuk menyuarakan pendapat kita,” kata cowok yang akrab disapa ‘Sabir Gondrong’ ini.
Teman-teman tertarik dengan dunia politik? Nggak ada salahnya dong sharing-sharing sama dia. Main aja ke kampus UMJ terus ke FISIP dan ajak kenalan deh. Lumayanlah dapat banyak ilmu politik dari dia.